Kamis, 07 Desember 2017

SKI Azis



PERKEMBANGAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Guru Pengajar : Miftakhul Arifin, S.Pd.I








 








Disusun Oleh :
Nama   : Miftahul Aziz
Kelas    : XII A

YAYASAN PONDOK  PESANTREN AL-ISHLAH
MADRASAH ALIYAH AL-ISHLAH
SUKADAMAI KEC . NATAR KAB. LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018


KATA PENGANTAR
Puji Syukur  atas Kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berisikan pembahasan tentang Sejarah Kebudayaan Islam
            Penulis menyadari bahwa tidak menutup kemungkinan masih banyak Kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Atas seluruh bantuan bagi semua pihak yang di berikan kepada penulis semoga mendapatkan balasan dari ALLAH SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca AMIIIIN………….


Sukadamai, 25 november 2017


Penulis










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... I
KATA PENGANTAR................................................................................... II
DAFTAR ISI.................................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Kesultanan Usmani............................................................................... 2
B.     Kerajaan Safawi................................................................................... 3
C.     Kerajaan Mogul.................................................................................... 5
D.    Manfaat Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan................... 5
E.     Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan................. 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 7
B.     Saran..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 8




BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Sejarah islam merupakan salah satu bidang studi yang banyak menarik perhatian peneliti baik dari kalangan pelajar muslim maupun non muslim, karena banyak manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian tersebut. Bagi umat islam, mempelajar  sejarah islam selain akan memberikan kebanggaan  juga sekaligus sebagia peringatan agar berhati-hati.
Dari keadaan itulah banyak masalah-masalah kemasyarakatan produk-produk hukum yang dipelajari di berbagai lembaga pendidikan, dengan tidak disertai oleh pengetahuan sejarah yang cukup. Dengan demikian, sering berbagai masalah sosial dan hukumserta pemikiran islam lainnya dipahami lepas dari konteksnya, sehingga kemamuan untuk mengaitkannya dengan masalah-masalah yang muncul di masyarakat tidak terjangkau.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Perkembangan Pada Masa Pertengahan?

C.    Tujuan
1.      Memahami Perkembangan Pada Masa Pertengahan.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kesultanan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Awalnya datang ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa Seljuk dari serangan tentara Mongol. Usman dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti Usmani.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”, dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad Al-Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah Byzantum serta Konstantinopel (1453 M).
1.      Pemerintahan dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau As-sawaziq atau Al-alawiyah.
Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik. Muncul kelompok elite militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada masa Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok penghancur negeri non-muslim.
2.      Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran tentang etika dan tat krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus serta kaligrafi indah.
3.      Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak pengaruhnya dibidang militer, dan Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di lingkungan pejabat pemerintahan.[1]

B.     Kerajaan Safawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran). Awalnya sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi gerakan politik, dipimpin oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena merupakan tarekat militer yang para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan Safawi. Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy (si kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara. Sebelumnya Persia berada di bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama Syiah dari Iraq, Bahrein, dan Libanon untuk tujuannya. Program ini mengalami pertentangan yang berat, karena tidak mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah. Banyak pula sastrawan dan ulama Suni yang dibunuh demi penerapan Syiah ini. Syah Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai ke seluruh Iran, Heart maupun Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin melepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.
1.      Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan, dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana (dargah) dan sekretariat negara (divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara dipercayakan kepada para amir (kepala suku) tingkat atas dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga yang tercakup dalam dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala intelejen.
2.      Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.
3.      Ilmu Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi untuk lebih memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan Safawi antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Juba’i, Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.
4.      Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya arsitektur yang indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.[2]
C.    Kerajaan Mogul
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India. Babur diwarisi daerah Ferghana dari ayahnya ketika berusia 11 tahun. Berdirinya Kerajaan Mogul di India menimbulkan serangan dari Kerajaan Hindu, serangan ini dapat dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah selama 30 tahun, setelah wafat digantikan putranya, Humayun yang hanya memerintah selama 9 tahun karena kondisi dalam negeri tidak aman dengan munculnya pemberontakan. Humayun meninggal dan digantikan oleh anaknya yang berusia 14 tahun, Akbar. Urusan pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan. Ketika Akbar dewasa, ia memperluas wilayah dengan menaklukan daerah Chundar, Ghond, Orisa, dan Asingah. Pemerintahan dijalankan secara militeristik, pemimpin daerah dipimpin ileh seorang komandan (sipah saleh). Terjadi kemajuan di berbagai bidang, misalnya ekonomi dan pertanian, yang dipacu oleh stabilitas politik yang aman dan pemerintahan yang stabil. Karya Malik Muhammad Jayadi yang berjudul “Padmayat” menjadi karya sastra yang paling menonjol. Demikian juga pembangunan masjid indah dan megah yang berlapis mutiara yang disebut “Taj Mahal”.[3]

D.    Manfaat Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan
Beberapa manfaat dari sejarah perkembangan Islam abad pertengahan diantaranya:
·         Jiwa dan semangat persatuan serta kesatuan yang dibina oleh tiga kerajaan besar dapat membangun kerajaan pada zamannya.
·         Kerja keras dan pantang menyerah yang dilakukan oleh rakyat dan pemimpin pada masa pertengahan telah membuahkan hasil yang gemilang.
·         Kreativitas dan ketekunan yang dimiliki para ilmuwan pada masa pertengahan telah melahirkan berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan kebudayaan.[4]

E.     Pengaruh Perkembangan Islam Abad Pertengahan Terhadap Umat Islam di Indonesia
Pengaruh perkembangan Islam abad pertengahan terhadap umat Islam di Indonesia antara lain:
·         Muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
·         Berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
·         Muncul madzab yang sangat besar yaitu Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi.
·         Memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
·         Mengembangkan syiar Islam sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.[5]











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada masa ini islam memgalami perkembangan yang diantaranya pada bidang:
1.      Bidang agama
2.      Bidang politik
3.      Bidang ekonomi
4.      Bidang social budaya
5.      Bidang seni
6.      Dan lainnya.

B.     Saran
 makalah ini telah selesai, namun layaknya sebuah karya biasa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari teman-teman, utamanya dosen pembimbing yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.















DAFTAR PUSTAKA

Fadil, 2008,Pasang Surut Peradapan Islam Dalam Lintas Sejarah, UIN Malang Press,
Malang.
H. Wildan Wargadinata Dan Laily Fitriani, 2008, Sastra Arab Dan Lintas Budaya,
Malang, UIN Malang Press.
Maryam, Siti, 2003, Sejarah Peradapan Islam Klasik Hingga Modern, Lesfi,
Yogjakarta.
Syalabi, 2003, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. VI; Jakarta: PT Pustaka Al Husna
Baru.
Usman Said dkk., 2010, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. I; Ujungpandang: PT,
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradapan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


[1]Usman Said dkk., Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. I; Ujungpandang: PT, 1981/1982)
h. 8-9
[2]Fadil, Pasang Surut Peradapan Islam Dalam Lintas Sejarah, UIN Malang Press, Malang (2008) H 46-54
[3]A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. VI; Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2003) h. 71-72
[4]Fadil, Pasang Surut Peradapan Islam Dalam Lintas Sejarah, UIN Malang Press, Malang (2008) H 61-66
[5]Maryam, Siti, Sejarah Peradapan Islam Klasik Hingga Modern, Lesfi, Yogjakarta (2003), H 54-55
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar