PERKEMBANGAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Guru Pengajar : Miftakhul Arifin, S.Pd.I
![]() |
Disusun Oleh :
Nama : Miftahul Aziz
Kelas : XII A
YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH
MADRASAH
ALIYAH AL-ISHLAH
SUKADAMAI KEC . NATAR KAB. LAMPUNG
SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas
Kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berisikan pembahasan tentang
Sejarah Kebudayaan Islam
Penulis
menyadari bahwa tidak menutup kemungkinan masih banyak Kesalahan dan kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Atas seluruh bantuan bagi semua pihak yang
di berikan kepada penulis semoga mendapatkan balasan dari ALLAH SWT. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca AMIIIIN………….
Sukadamai, 25 november 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
I
KATA PENGANTAR...................................................................................
II
DAFTAR ISI..................................................................................................
III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
1
C. Tujuan...................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesultanan Usmani...............................................................................
2
B. Kerajaan Safawi...................................................................................
3
C. Kerajaan Mogul....................................................................................
5
D. Manfaat Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan...................
5
E. Pengaruh Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
7
B. Saran.....................................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
8
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah islam merupakan salah satu bidang studi yang banyak menarik perhatian peneliti baik dari kalangan pelajar muslim maupun non muslim, karena banyak manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian tersebut. Bagi umat islam, mempelajar sejarah islam selain akan memberikan kebanggaan juga sekaligus sebagia peringatan agar berhati-hati.
Dari keadaan itulah banyak masalah-masalah
kemasyarakatan produk-produk hukum yang dipelajari di berbagai lembaga
pendidikan, dengan tidak disertai oleh pengetahuan sejarah yang cukup. Dengan
demikian, sering berbagai masalah sosial dan hukumserta pemikiran islam lainnya
dipahami lepas dari konteksnya, sehingga kemamuan untuk mengaitkannya dengan
masalah-masalah yang muncul di masyarakat tidak terjangkau.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Pada Masa Pertengahan?
C. Tujuan
1. Memahami Perkembangan Pada Masa Pertengahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kesultanan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di
Mongol. Awalnya datang ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa
Seljuk dari serangan tentara Mongol. Usman dipercaya menjadi panglima perang
Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman
mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti Usmani.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di
Istanbul, Turki. Berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah
Asia Tengah, salah satunya suku Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”,
dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan semakin luas dengan menaklukan
beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338
M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad
Al-Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan
wilayah Byzantum serta Konstantinopel (1453 M).
1. Pemerintahan
dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua
perdana menteri atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat
keempat bupati atau As-sawaziq atau Al-alawiyah.
Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik.
Muncul kelompok elite militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada
masa Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok penghancur negeri
non-muslim.
2. Pengetahuan
dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa
negara seiring dengan meluasnya wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium,
dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran tentang etika dan tat krama dari
kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur
dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus
serta kaligrafi indah.
3. Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak
pengaruhnya dibidang militer, dan Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di
lingkungan pejabat pemerintahan.[1]
B.
Kerajaan Safawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz,
Persia (Iran). Awalnya sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang
menjadi gerakan politik, dipimpin oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini
memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena merupakan tarekat militer yang
para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik untuk memperkokoh
kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada pemerintahan Ismail, sehingga
Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan Safawi. Dibentuk semacam kesatuan
tentara agama atau Qizilbasy (si kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara.
Sebelumnya Persia berada di bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama
Syiah dari Iraq, Bahrein, dan Libanon untuk tujuannya. Program ini mengalami
pertentangan yang berat, karena tidak mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni
ke Syiah. Banyak pula sastrawan dan ulama Suni yang dibunuh demi penerapan
Syiah ini. Syah Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai ke seluruh Iran,
Heart maupun Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan
Safawi mengalami puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan
merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan
wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas.
Syah Abbas ingin melepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer
Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus
dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada
tahun 1598.
1. Pemerintahan
dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis
kesukuan atau kedaerahan, dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua
jenis, istana (dargah) dan sekretariat negara (divan atau mamalik).
Penyelenggaraan negara dipercayakan kepada para amir (kepala suku) tingkat atas
dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga
yang tercakup dalam dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan
istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala intelejen.
2. Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat
di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah
raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang
dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas
menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan
semakin maju. Di bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan
Sabit yang subur.
3. Ilmu
Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu
sekolah teologi untuk lebih memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama
ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan Safawi antara lain, Muhammad bin Husain
Al-Amili Al-Juba’i, Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim
Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.
4. Bangunan
dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun
dengan gaya arsitektur yang indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan
hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.[2]
C.
Kerajaan Mogul
Didirikan oleh Zahiruddin Babur
(1482-1530 M) di India. Babur diwarisi daerah Ferghana dari ayahnya ketika
berusia 11 tahun. Berdirinya Kerajaan Mogul di India menimbulkan serangan dari
Kerajaan Hindu, serangan ini dapat dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah
selama 30 tahun, setelah wafat digantikan putranya, Humayun yang hanya
memerintah selama 9 tahun karena kondisi dalam negeri tidak aman dengan
munculnya pemberontakan. Humayun meninggal dan digantikan oleh anaknya yang
berusia 14 tahun, Akbar. Urusan pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan.
Ketika Akbar dewasa, ia memperluas wilayah dengan menaklukan daerah Chundar,
Ghond, Orisa, dan Asingah. Pemerintahan dijalankan secara militeristik,
pemimpin daerah dipimpin ileh seorang komandan (sipah saleh). Terjadi kemajuan
di berbagai bidang, misalnya ekonomi dan pertanian, yang dipacu oleh stabilitas
politik yang aman dan pemerintahan yang stabil. Karya Malik Muhammad Jayadi
yang berjudul “Padmayat” menjadi karya sastra yang paling menonjol. Demikian
juga pembangunan masjid indah dan megah yang berlapis mutiara yang disebut “Taj
Mahal”.[3]
D. Manfaat
Sejarah Perkembangan Islam Abad Pertengahan
Beberapa
manfaat dari sejarah perkembangan Islam abad pertengahan diantaranya:
·
Jiwa dan semangat persatuan serta
kesatuan yang dibina oleh tiga kerajaan besar dapat membangun kerajaan pada
zamannya.
·
Kerja keras dan pantang menyerah
yang dilakukan oleh rakyat dan pemimpin pada masa pertengahan telah membuahkan
hasil yang gemilang.
·
Kreativitas dan ketekunan yang
dimiliki para ilmuwan pada masa pertengahan telah melahirkan berbagai ilmu
pengetahuan dan perkembangan kebudayaan.[4]
E. Pengaruh
Perkembangan Islam Abad Pertengahan Terhadap Umat Islam di Indonesia
Pengaruh perkembangan Islam abad
pertengahan terhadap umat Islam di Indonesia antara lain:
·
Muncul pemahaman dari metode
berpikir tradisional menjadi rasional.
·
Berkembang pendekatan teologi
Asy’ariyah.
·
Muncul madzab yang sangat besar
yaitu Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi.
·
Memberikan pengaruh positif yang
memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
·
Mengembangkan syiar Islam sehingga
nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di
Indonesia.[5]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada masa ini islam memgalami perkembangan yang
diantaranya pada bidang:
1.
Bidang agama
2.
Bidang politik
3.
Bidang ekonomi
4.
Bidang social budaya
5.
Bidang seni
6.
Dan lainnya.
B.
Saran
makalah ini telah selesai, namun layaknya
sebuah karya biasa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,
maka dari itu saran dan kritik dari teman-teman, utamanya dosen pembimbing yang
sifatnya membangun sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fadil, 2008,Pasang
Surut Peradapan Islam Dalam Lintas Sejarah, UIN Malang Press,
Malang.
H. Wildan Wargadinata Dan Laily Fitriani, 2008, Sastra Arab Dan
Lintas Budaya,
Malang, UIN Malang Press.
Maryam, Siti, 2003,
Sejarah Peradapan Islam Klasik Hingga Modern, Lesfi,
Yogjakarta.
Syalabi, 2003, Sejarah
dan Kebudayaan Islam, (Cet. VI; Jakarta: PT Pustaka Al Husna
Baru.
Usman Said
dkk., 2010, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. I; Ujungpandang: PT,
[1]Usman Said
dkk., Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. I; Ujungpandang: PT,
1981/1982)
h. 8-9
[2]Fadil, Pasang
Surut Peradapan Islam Dalam Lintas Sejarah, UIN Malang Press, Malang (2008)
H 46-54
[3]A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet.
VI; Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2003) h. 71-72
[4]Fadil, Pasang
Surut Peradapan Islam Dalam Lintas Sejarah, UIN Malang Press, Malang (2008)
H 61-66
[5]Maryam, Siti, Sejarah
Peradapan Islam Klasik Hingga Modern, Lesfi, Yogjakarta (2003), H 54-55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar