KARYA ILMIAH
Karya
Ilmiah ini DisusununtukMemenuhIsyaratMengikuti
Ujian
Nasional Tahun Pelajaran 2016/2017
JUDUL:
SILSILAH
DAN KISAH SUNAN BONANG DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DIPULAU JAWA
Disusun Oleh: M. Fani Ayyubi
Kelas: XII A
YAYASANPONDOK
PESANTREN AL-ISHLAH
MADRASAH
ALIYAH
SUKADAMAI
KEC.NATAR KAB.LAMPUNG SELATAN
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
PENGESAHAN
Nama : M. FANI AYYUBI
NISN :9998895761
Kelas : XII A
JudulkaryaIlmiah :Silsilah dan Kisah Sunan Bonang
dalam Menyebarkan: Agama
Islam Dipulau Jawa.
Karyailmiahinitelahdisetujuidandisyahkanpada :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat : Gedung
MA Al Ishlah
Tim Pengesahan :
1. KetuaPelaksana : WasisAmininS.Pd.I (....................)
2. Pembimbing : Ky. M.
Abdul Adib, M.Pd.I (....................)
Mengetahui,
Ky. M. Abdul Adib, M.Pd.I
Motto
9e@ä3Ï9urîpygô_Íruqèd$pkÏj9uqãB((#qà)Î7tFó$$sùÏNºuöyø9$#4tûøïr&$tB(#qçRqä3s?ÏNù'tãNä3Î/ª!$#$·èÏJy_4¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@ä.&äóÓx«ÖÏs%ÇÊÍÑÈ
Artinya:
Dan bagi
tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S Al-Baqarah/2:148)
Sesungguhnya
hasil tidak akan menghiati proses
(M. Fani Ayyubi)
PERSEMBAHAN
Karyatulisinikupersembahkankepada:
v Orangtuatercintayang
telahmembesarkandanmendidiksertamendo’akan demi keberhasilanputranya.
v Ky.
M.AbdulAdib, M.Pd.ISelakuPembimbingdan Kepala Madrasah Aliyah di
YayasanPondokPesantrenAl-IshlahSukadamaiNatarKabupaten Lampung Selatan, yang
telahmendidikdanmembimbing, danmemberikansemangatdalammenyelesaikankaryatulisini.
Serta untaian rasa syukuratasbarokahdo’abeliau.
v Almamaterku,
Madrasah Aliyah Al-IshlahSukadamai.
v Dewan
Guru MA Al-Ishlah yang telahmendidikdanmemberikan. Semangatbelajar,
kritikandanmotivasi demi sebuahkesuksesan.
v Semuateman-temanku
di PondokPesantren Al-IshlahSukadamai yang telahmembantudanmemberikansemangat
demi terwujudnyaKaryatulisini.
Penyusun,
M. Fani Ayyubi
KATA
PENGANTAR
Denganmemanjatkansegalapujidansyukurkepadatuhan yang mahaEsa yang
telahmemberikantaufikdanhidayahsertainayah-Nyakepadapenulis,
sehinggapenulispadaakhirnyadapatmenyelesaikanmakalahsesuaidenganwaktu yang di
rencanakan.
Karyailmiah yang
berjudul “silsilah dan kisahSunan
Bonang dalam menyebarkan agama islam dipulau jawa” ini, disusununtukmemenuhipersyaratanmengikutiUjianNasional TP.2016/2017.Penulismenyadari, bahwakaryailmiah inimasihjauhdarikesempurnaan,
halinidisebabkankarenaketerbatasankemampuandanpengetahuan yang penulismiliki.
Olehkarenaitu, setiap saran dantegurandarisegenappembacaakanpenulisterimadengansepenuhhati,
yang semata-matauntukupayaperbaikan di waktu-waktu yang akandatang.
Namunwajarkiranya, kalaupenulisberharapagarmakalahinidapatbermanfaat,
khususbagipenulissendiridanpembacapadaumumnya.Selama proses penyusunankarya
ilmiah ini, penulistelahbanyaksekalimendapatbantuandariberbagaipihak,
makadalamkesempataninipenulisinginmenyampaikanucapanterimakasihkepadaBapak/Ibudewan
guru, yang telahmengajardanmembimbingpenulisdenganbaik.
TidaklupapenulisinginmengungkapkankebahagiaandansekaligusucapanTerimakasih yang
teramatdalamkepada orang tua, keluarga yang
senantiasaberdo’abagikelancaranpenulisdalammenyelesaikanpendidikan di MA Al-IshlahSukadamaiini.
Sekalilagipenulisberharap,
semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatbagikitasemua, Amin.
Sukadamai, 20 Maret 2017
Penyusun,
M. Fani Ayyubi
DAFTAR
ISI
HalamanJudul..................................................................................................... i
HalamanPengesahan........................................................................................... ii
Motto.................................................................................................................. iii
Persembahan....................................................................................................... iv
Kata Pengantar.................................................................................................... v
Daftar Isi............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUN
A. LatarBelakangMasalah..........................................................................1
B.
RumusanPembahasan.............................................................................. .2
C.
TujuanKegiatan....................................................................................... .2
D.
ManfaatKegiatan.................................................................................... .2
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. PengertianZiarah.....................................................................................3
B. Sejarah Walisongo...................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
A.
BiografiSunanBonang..........................................................................6
B.
SilsilahSunanBonang............................................................................6
C.
Cara BerdakwahSunanBonang.............................................................7
D.
KaromahSunanBonang.........................................................................8
E.
PeninggalanSunanBonang...................................................................10
BAB IV PENUTP
A.
Simpulan................................................................................................. 11
B.
Saran....................................................................................................... 11
DAFTARPUSTAKA......................................................................................... 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN....….............................................................………13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Masalah
Dari
berbagai sumber disebutkan bahwa Sunan Bonang itu nama aslinya adalah Syekh
Maulana Makdum Ibrahim. Dilahirkan pada bulan muharram tahun 1456. Putera Sunan
Ampel ( Raden Rahmat) dan Dewi Condrowati yang sering disebut Nyai Ageng
Manila. Sunan boning memiliki dua saudara (adik), yaitu nyai Gede Maleka dan
Syarifuddin (Sunan Drajat).
Ada yang
mengatakan Dewi Condrowati itu adalah puteri Prabu Kertabumi.Dengan demikian
Raden Makdum adalah seorang Pangeran Majapahit karena ibunya adalah puteri Raja
Majapahit dan ayahnya menantu Raja Majapahit.Sebagai seorang wali yang disegani
dan dianggap Mufti atau pemimpin agama setanah jawa, tentu saja Sunan Ampel
mempunyai ilmu yang sangat tinggi.Sejak kecil Raden Makdum Ibrahim sudah diberi
pelajaran agama Islam secara tekun dan disiplin.
Sudah bukan
rahasia bahwa latihan atau riadha para wali itu lebih berat daripada orang
awam.Raden Makdum Ibrahim adalah calon wali yang besar, maka Sunan Ampel sejak
dini juga mempersiapkan sebaik mungkin.
Disebutkan
dari berbagai literatur bahwa Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku sewaktu masih
remaja meneruskan pelajaran agama Islam ke tanah seberang yaitu negeri
Pasai.Keduanya menambah pengetahuan kepada Syekh Awwalul Islam atau ayah
kandung dari Sunan Giri, juga belajar kepada para ulama besar yang banyak
menetap di Negeri Pasai. Seperti ulama tasawuf yang berasal dari bagdad, Mesin,
Arab dan Parsi atau Iran.
Sesudah
belajar di negeri Pasai Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku pulang ke jawa.
Raden paku kembali ke Gresik, mendirikan pesantren di Giri sehingga terkenal
sebagai Sunan Giri.
B. Rumusan
Pembahasan
1. Bagaimana biografi SunanBonang.?
2. Bagaimana silsilahSunanBonangdan Dakwah SunanBonang?
3.
Bagaimana karomah SunanBonang?
4. Bagaimana peninggalanSunanBonang?
C. Tujuan
Kegiatan
1. Memahami biografi SunanBonang.
2. Memahami silsiilahSunanBonang.
3. Memahami dakwahSunanBonang dan karomah SunanBonang.
4. Memahami peninggalan SunanBonang.
D. Manfaat Kegiatan
Sebagai bahan bacaan dan referensi
bagi penulis dan pembaca baik murid, pendidik dan masyarakat untuk mengetahui
sejarah perkembangan Islam di Pulau Jawa memalui para wali songo khususnya
Sunan Bonang.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
Pengertian Ziarah
Ziarah adalah salah satu praktik sebagian besar
umat beragama yang memiliki makna moral yang penting.Kadang-kadang ziarah dilakukan
ke suatu tempat yang suci dan penting bagikeyakinan dan iman yang bersangkutan.Tujuannya adalah untuk
mengingat kembali, meneguhkan iman atau menyucikan diri.Orang yang melakukan perjalanan ini
disebut peziarah.[1]
Ziarah kubur adalah mengunjungi
makam keluarga, kerabat, ataupun makam para ulama yang telah berjasa bagi
perkembangan agama Islam.Ada yang melaksanakannya setiap hari jumat, adapula
menjelang hari Raya Idul Fitri, dan ada juga pada bulan-bulan tertentu saat
perayaan hari besar. Hukum ziarah kubur adalah sunnah, artinya, barang siapa
yang melakukannya akan mendapat pahala bagi yang meninggalkannya pun tidak
berdosa.
Sabda
Rasulullah SAW :
“Dulu aku
pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian ke
kuburan, karena itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR.Muslim)
Menurut
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul wahab ziarah kubur ada 3 macam. Yaitu,
1. Ziarah yang syar’i. Dan ini yang di
syariatkan dalam Isam. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi.
a. Tidak melakukan safar dalam rangka
ziarah. Seperti sabda Rasulullah SAW. “ Janganlah kalian bepergian jauh
melakukan safar kecuali ke tiga masjid. Masjidku ini, Masjidil Haram dan
Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Tidak mengucapkan ucapan batil.
c. Tidak mengkhususkan waktu tertentu,
karena tidak ada dalilnya.
2. Ziarah Bid’ah. Ialah ziarah yang
tidak memenuhi salah satu syarat diatas atau lebih.
3. Ziarah Syirik. Pelaku ziarah ini
mengsekutukan Allah, dengan berdo’a meminta rizki pada makam si mayit yang di
kunjungi, meminta keberkahan dan kesehatan pada si mayit dan berlebihan dalam
memperlakukan makam si mayit.[2]
B.
Sejarah Walisongo
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo.Pertama adalah wali yang
sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa.
Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari
kata tsana yang dalam bahasa Arab
berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa,
yang berarti tempat.
Walisongo atau WaliSongao dikenal sebagai penyebar agama Islam
di tanah Jawa pada abad ke-17. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai
utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat
Era Walisongo adalah era berakhirnya
dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan
Islam.Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa.
Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat
besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap
kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para
Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Dalam sejarah masuknya Islam ke
Nusantara, Wali Songo adalah perintis dakwah Islam di Indonesia, khususnya di
Jawa, yang dipelopori Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Syis, 1984; Sunyoto, 1991;
Drewes, 2002). Wali Songo adalah pelopor dan pemimpin dakwah Islam yang
berhasil merekrut murid-murid untuk menjalankan dakwah Islam ke seluruh
Nusantara sejak abad ke-15.
Wali Songo terdiri dari sembilan
wali; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan
Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kali Jaga.
Perkataan wali sendiri berasal dari
bahasa Arab.Wala atau waliya yang berarti qaraba yaitu dekat, yang berperan
melanjutkan misi kenabian (Nasution, 1992; Saksono, 1995.Dalam Al-Qur’an
istilah ini dipakai dengan pengertian kerabat, teman atau pelindung. Al-Qur’an
menjelaskan:“Allah pelindung (waliyu) orang-orang yang beriman; Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan
orang-orang kafir, pelidung-pelindung (auliya) mereka ialah syetan, yang
mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).Mereka itu adalah
penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.”(QS. Al-Baqarah: 257). [3]
BAB III
PEMBAHASAN
A. Biografi
Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana
Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra Sunan Ampel dan
Nyai Ageng Manila. Bonang adalah
sebuah desa di kabupaten Rembang. Nama Sunan
Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama ayahnya Bong
Swi Hoo alias Sunan Ampel.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya
berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di
kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat
dia meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang muridnya yang berasal
dari Madura.Sang murid sangat mengagumi dia sampai ingin membawa jenazah dia ke
Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain
kafan dan pakaian-pakaian dia. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan
Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang
membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.
Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut Sayyid Kramat merupakan
seorang Arab keturunan Nabi Muhammad.
B.
Silsilah Sunan Bonang
Adapun Silsilah Sunan
Bonang terdapat silsilah yang
menghubungkan Sunan Bonang dan Nabi Muhammad :
·
Sunan Bonang
(Makdum Ibrahim) bin
·
Sunan Ampel
(Raden Rahmat) Sayyid Ahmad Rahmatillah bin
·
Maulana Malik
Ibrahim bin
·
Syekh Jumdil
Qubro (Jamaluddin Akbar Khan) bin
·
Ahmad Jalaludin
Khan bin
·
Abdullah Khan
bin
·
Abdul Malik
Al-Muhajir (dari Nasrabad,India) bin
·
Alawi Ammil
Faqih (dari Hadramaut) bin
·
Muhammad Sohib
Mirbath (dari Hadramaut) bin
·
Ali Kholi’ Qosam
bin
·
Alawi Ats-Tsani
bin
·
Muhammad Sohibus
Saumi’ah bin
·
Alawi Awwal bin
·
Ubaidullah bin
·
Ahmad al-Muhajir
bin
·
Isa Ar-Rumi bin
·
Muhammad
An-Naqib bin
·
Ali Uradhi bin
·
Ja’afar As-Sodiq
bin
·
Muhammad Al
Baqir bin
·
Ali Zainal
‘Abidin bin
·
Hussain bin
·
Ali bin Abi
Thalib (dari Fatimah az-Zahra binti Muhammad).
C.
Cara Berdakwah Sunan Bonang
1.
Menerapkan Kebijaksanaan dalam Berdakwah
2.
Menggunakan Media Karya Seni untuk Berdakwah
Musik merupakan media yang dilakukan Sunang Bonang untuk menyampaikan
teori-teori Islam kepada masyarakat. Alat musik yang digunakan Sunan Bonang
berupa gamelan yang diberi nama Bonang.
Beliau membunyikan alat musiknya sangat merdu dan menarik simpati setiap
orang yang mendengarnya.Sehingga Sunan bonang tinggal mengisi ajaran-ajaran
Islam kepada mereka.
3.
Menggunakan Media Karya Sastra untuk Berdakwah
Sunan Bonang juga menciptakan sebuah karya sastra yang
disebut Suluk.Sehingga karya sastra tersebut dianggap sebagai karya sastra yang
sangat hebat sampai sekarang. Karya sastra tersebut disimpan di Universitas
Leiden, Belanda
4.
Berdakwah dengan Bonang
Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat
dalam berdakwah.Hal itudilakukan untuk menarik simpati mereka, yaitu berupa
seperangkat gamelan yang disebut Bonang.
Bonang adalah sejenis kuningan yang ditonjolkan di
bagian tengahnya.Bila benjolan itu dipukul dengan kayu lunak timbulah suara
yang merdu di telinga penduduk setempat, terlebih jika Raden Makdum Ibrahim
sendiri yang membunyikan alat musik itu.
Sunan Bonang adalah seorang wali yang memiliki cita
rasa seni tinggi, sehingga jika beliau membunyikan Bonang, pengaruhnya sangat
hebat bagi para pendengarnya. Setiap
Raden Makdum Ibrahim membunyikan Bonang pasti banyak
penduduk yang ingin mendengarnya.
Begitulah siasat Raden Makdum Ibrahim yang
dijalankan penuh kesabaran.Setelah rakyat berhasil direbut simpatinya tinggal
mengisikan saja ajaran agama Islam kepada mereka.
Murid-murid Raden Makdum Ibrahim sangat banyak, baik
yang berada di Tuban, Pulau Bawean, Jepara, Surabaya maupun di
Madura.Masyarakat akhirnya memberinya gelar Sunan Bonang karena beliau sering
menggunakan Bonang dalam berdakwah.
D.
Karomah Sunan Bonang
1.
Merubah Pohon Aren Menjadi Pohon Emas
Banyak cerita mengenai karomah dan kesaktian yang
dimiliki Sunan Bonang salah satunya dapat merubah pohon aren menjdi pohon emas
saat sang sunan bertemu dengan muridnya yaitu Raden Said atau yang dikenal
sebagai Berandal Lokajaya. Kelak Berandal Lokajaya dikenal sebagai Sunan
Kalijaga.
2.
Menaklukan Kebo Ndanu
Selain itu dikisahkan, Sunan Bonang pernah menaklukkan
Kebo ndanu, seorang pemimpin perampok, dan anak buahnya, hanya menggunakan
tembang dan gending Dharma dan Mocopat.
Suatu ketika Sunan Bonang sedang berjalan melintasi
hutan, Dalam perjalanan itu tiba-tiba dicegat oleh sekawanan perampok
pimpinan Kebondanu. Pada waktu dicegat oleh Kebondanu dan anak buahnya, Sunan
Bonang hanya memperdengarkan tembang Dharma ciptaannya.Seketika itu juga
Kebondanu dan seluruh anak buahnya tidak dapat bergerak.Kaki dan tangan serta
seluruh anggota badannya terasa kaku, tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Oleh karena itu para perampok tersebut tidak dapat
berbuat lain kecuali berteriak minta ampun kepada Sunan Bonang. ''Ampun...
hentikan bunyi gamelan itu.Kami tak kuat,'' begitu konon kata Kebondanu.Setelah
diminta bertobat, Kebondanu dan gerombolannya pun masuk Islam dan menjadi
pengikut Sunan Bonang.
Tapi, kesaktian Sunan Bonang tak hanya terletak pada
gamelan dan gaungnya. Cerita lain mengisahkan seorang brahmana bernama
Sakyakirti yang berlayar dari India ke Tuban. Tujuannya ingin mengadu kesaktian
dengan Sunan Bonang.
3.
Terkenal dalam Ilmu Kebatinan
Sunan Bonang terkenal dalam hal ilmu kebatinannya. Dia
mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasullah SAW, kemudian dia
kombinasi dengan keseimbangan pernapasan yang disebut dengan rahasia Alif
Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu.
Sunan Bonang
juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Dia ambil dari seni
bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan
diakhiri huruf Ya’. Dia menciptakan Gerakan fisik dari nama
dan simbol huruf hijaiyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh
dengan makna.
Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan
Bonang adalah mengajak murid-muridnya melakukan Sujud atau Salat dan dzikir.
Hingga sekarang ilmu yang diciptakan Sunan Bonang masih dilestarikan di
Indonesia dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia.
E.
Peninggalan Sunan Bonang
Ada banyak benda bersejarah peninggalan masa Sunan Bonang di
daerah Tuban, Jawa Timur.Selain bisa dijumpai di kawasan wisata religi makam
Sunan Bonang, benda-benda artefak itu juga disimpan di Museum Kambang Putih Tuban.
Diantaranya adalah :
1. Pohon
Kalpataru yang disimpan dalam etalase kaca Ruangan Ethnografi di museum. Banyak
pengunjung yang mengamati koleksi Pohon Kalpataru yang terbuat dari kayu yang
berhias ornamen ukiran itu.
2. Bende
"Bende" adalah benda berbentuk gong kecil
berwarna hitam ini hanya memiliki garis tengah 10 cm. Sunan Bonang menggunakan
"Bende" ini untuk memberi kabar atau undangan kepada teman Wali
Songo. Salain itu "Bende Becak" juga berfungsi sebagai tanda
pemberitahuan akan terjadinya suatu peperangan atau musibah.Bende becak juga
salah satu benda peninggalan sunan Bonang sewaktu berdakwah di Bonang desa
kecil di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, benda pusaka ini berupa gong kecil
beserta pemukulnya.
3.
Pasujudan Sunan Bonang,
4.
Dalem (rumah) Sunan Bonang,
5.
Masjid Sunan Bonang
6.
Makam Sunan bonang (yang masih menjadi teka-teki
hingga sekarang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sunan Bonang
itu nama aslinya adalah Syekh Maulana Makdum Ibrahim. Putera Sunan Ampel dan
Dewi Condrowati yang sering disebut Nyai Ageng Manila.
Ada yang
mengatakan Dewi Condrowati itu adalah puteri Prabu Kertabumi.Dengan demikian
Raden Makdum adalah seorang Pangeran Majapahit karena ibunya adalah puteri Raja
Majapahit dan ayahnya menantu Raja Majapahit.
Sebagai
seorang wali yang disegani dan dianggap Mufti atau pemimpin agama se tanah
jawa, tentu saja Sunan Ampel mempunyai ilmu yang sangat tinggi.Sejak kecil
Raden Makdum Ibrahim sudah diberi pelajaran agama Islam secara tekun dan
disiplin.
Sudah bukan
rahasia bahwa latihan atau riadha para wali itu lebih berat daripada orang
awam.Raden Makdum Ibrahim adalah calon wali yang besar, maka Sunan Ampel sejak
dini juga mempersiapkan sebaik mungkin.
B. Saran
Dari uraian materi diatas yang kami buat, penulis menyadari
bahwa didalamnya terdapat banyak kesalahan ataupun kekeliruan didalam kami
menyusunnya, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi untuk
kebaikan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1999
http://www.solusiislam.com/2013/04/cara-ziarah-kubur-yang-benar-dan-
syari.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Islam_Indonesia)
Wahid, Abdurrhman, Mengurai Hubungan Agama Dan
Negara,Jakarta : PT. Grasindo, 1999
Zainal, Thoha, Kenyelenehan Gus Dur Gugatan Kaum
Muda NU dan TantanganKebudayaan, Yogyakarta: Gama Media, 2001
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran
Gambar Sunan Bonang


2. Foto
Dokumentasi


DAFTAR RIWAYAT
HIDUP
M. Fanni Ayyubi dilahirkan di gayau
sakti, bandar jaya pada tanggal 17 agustus 1998, saya menempuh pendidikan dasar
di MI Darussalam gayau sakti,bandar jaya yang lulus pada tahun 2011, kemudian
saya lanjut kejenjang pendidikan sekolah lanjut di MTs Darussalam gayau sakti,
bandar jaya yang lulus pada tahun 2014, setelah itu saya lanjut di sekolah
menengah atas MA Al-Ishlah sukadamai, natar, lampung selatan sekarang ini.
Saya anak ke-2 dari 4 bersaudara,
ayah saya bernama Samsul Hadi dan ibu saya yang bernama Siti Mu’inah, kakak
perempuan saya yang bernama Niswatur Rahmah, sedangkan ke-2 adik saya yang
bernama M. Fadhilul Hadi dan M.Asrilul Hadi. sekarang saya tinggal disukadamai
tepatnya dipondok pesantren Al-Ishlah sejak tahun 2014, disini saya menimba
ilmu pendidikan agama, selain dipendidikan formal juga di pondok pesantren.
Pengalaman saya, pernah
menjadi peserta lomba hadroh di ma’arif NU 5 sekampung, dan lomba PBB di simpang agung, selain
itu juga saya mengikuti pencak silat setia hati terate lulusan tahun 2013. Suka dan duka saya
rasakan disini karena saya dapat merasakan segala manis dan pahit bersama
teman-teman semua.
[1]
https://id.wikipedia.org/wiki/Ziarah
[2]
http://www.solusiislam.com/2013/04/cara-ziarah-kubur-yang-benar-dan-syari.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar