Jumat, 07 April 2017

karya ilmiah sunan bonang



KARYA ILMIAH
Karya Ilmiah ini DisusununtukMemenuhIsyaratMengikuti
Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2016/2017
JUDUL:
SILSILAH DAN KISAH SUNAN BONANG DALAM MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DIPULAU JAWA



                                                                                                  





Disusun Oleh: M. Fani Ayyubi
Kelas: XII A
YAYASANPONDOK PESANTREN AL-ISHLAH
MADRASAH ALIYAH
SUKADAMAI KEC.NATAR KAB.LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PENGESAHAN

Nama                           : M. FANI AYYUBI
NISN                          :9998895761
Kelas                           : XII A
JudulkaryaIlmiah        :Silsilah dan Kisah Sunan Bonang dalam Menyebarkan: Agama Islam Dipulau Jawa.
            Karyailmiahinitelahdisetujuidandisyahkanpada :
Hari/Tanggal               :
Waktu                         :
Tempat                        : Gedung MA Al Ishlah
Tim Pengesahan :
1.      KetuaPelaksana           : WasisAmininS.Pd.I                          (....................) 

2.      Pembimbing                : Ky. M. Abdul Adib, M.Pd.I             (....................)
Mengetahui,
Kepala Madrasah AliyahAl Ishlah


Ky. M. Abdul Adib, M.Pd.I



Motto

9e@ä3Ï9urîpygô_Íruqèd$pkŽÏj9uqãB((#qà)Î7tFó$$sùÏNºuŽöyø9$#4tûøïr&$tB(#qçRqä3s?ÏNù'tƒãNä3Î/ª!$#$·èŠÏJy_4¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@ä.&äóÓx«ÖƒÏs%ÇÊÍÑÈ
Artinya:
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S Al-Baqarah/2:148)

Sesungguhnya hasil tidak akan menghiati proses
(M. Fani Ayyubi)














PERSEMBAHAN

Karyatulisinikupersembahkankepada:
v  Orangtuatercintayang telahmembesarkandanmendidiksertamendo’akan demi keberhasilanputranya.
v  Ky. M.AbdulAdib, M.Pd.ISelakuPembimbingdan Kepala Madrasah Aliyah di YayasanPondokPesantrenAl-IshlahSukadamaiNatarKabupaten Lampung Selatan, yang telahmendidikdanmembimbing, danmemberikansemangatdalammenyelesaikankaryatulisini. Serta untaian rasa syukuratasbarokahdo’abeliau.
v  Almamaterku, Madrasah Aliyah Al-IshlahSukadamai.
v  Dewan Guru MA Al-Ishlah yang telahmendidikdanmemberikan. Semangatbelajar, kritikandanmotivasi demi sebuahkesuksesan.
v  Semuateman-temanku di PondokPesantren Al-IshlahSukadamai yang telahmembantudanmemberikansemangat demi terwujudnyaKaryatulisini.




Penyusun,


M. Fani Ayyubi



KATA PENGANTAR
Denganmemanjatkansegalapujidansyukurkepadatuhan yang mahaEsa yang telahmemberikantaufikdanhidayahsertainayah-Nyakepadapenulis, sehinggapenulispadaakhirnyadapatmenyelesaikanmakalahsesuaidenganwaktu yang di rencanakan.
            Karyailmiah yang berjudul “silsilah dan kisahSunan Bonang dalam menyebarkan agama islam dipulau jawa” ini, disusununtukmemenuhipersyaratanmengikutiUjianNasional TP.2016/2017.Penulismenyadari, bahwakaryailmiah inimasihjauhdarikesempurnaan, halinidisebabkankarenaketerbatasankemampuandanpengetahuan yang penulismiliki.
            Olehkarenaitu, setiap saran dantegurandarisegenappembacaakanpenulisterimadengansepenuhhati, yang semata-matauntukupayaperbaikan di waktu-waktu yang akandatang. Namunwajarkiranya, kalaupenulisberharapagarmakalahinidapatbermanfaat, khususbagipenulissendiridanpembacapadaumumnya.Selama proses penyusunankarya ilmiah ini, penulistelahbanyaksekalimendapatbantuandariberbagaipihak, makadalamkesempataninipenulisinginmenyampaikanucapanterimakasihkepadaBapak/Ibudewan guru, yang telahmengajardanmembimbingpenulisdenganbaik. TidaklupapenulisinginmengungkapkankebahagiaandansekaligusucapanTerimakasih yang teramatdalamkepada orang tua, keluarga yang senantiasaberdo’abagikelancaranpenulisdalammenyelesaikanpendidikan di MA Al-IshlahSukadamaiini. Sekalilagipenulisberharap, semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatbagikitasemua, Amin.

Sukadamai, 20 Maret 2017
Penyusun,


M. Fani Ayyubi


DAFTAR ISI

HalamanJudul..................................................................................................... i
HalamanPengesahan........................................................................................... ii
Motto.................................................................................................................. iii
Persembahan....................................................................................................... iv
Kata Pengantar.................................................................................................... v
Daftar Isi............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUN
A.    LatarBelakangMasalah..........................................................................1
B.     RumusanPembahasan.............................................................................. .2
C.     TujuanKegiatan....................................................................................... .2
D.    ManfaatKegiatan.................................................................................... .2
BAB II LANDASAN TEORITIS
A.    PengertianZiarah.....................................................................................3
B.     Sejarah Walisongo...................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
A.    BiografiSunanBonang..........................................................................6
B.     SilsilahSunanBonang............................................................................6
C.     Cara BerdakwahSunanBonang.............................................................7
D.    KaromahSunanBonang.........................................................................8
E.     PeninggalanSunanBonang...................................................................10
BAB IV PENUTP
A.    Simpulan................................................................................................. 11
B.     Saran....................................................................................................... 11
DAFTARPUSTAKA......................................................................................... 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................………13
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang Masalah
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa Sunan Bonang itu nama aslinya adalah Syekh Maulana Makdum Ibrahim. Dilahirkan pada bulan muharram tahun 1456. Putera Sunan Ampel ( Raden Rahmat) dan Dewi Condrowati yang sering disebut Nyai Ageng Manila. Sunan boning memiliki dua saudara (adik), yaitu nyai Gede Maleka dan Syarifuddin (Sunan Drajat).
Ada yang mengatakan Dewi Condrowati itu adalah puteri Prabu Kertabumi.Dengan demikian Raden Makdum adalah seorang Pangeran Majapahit karena ibunya adalah puteri Raja Majapahit dan ayahnya menantu Raja Majapahit.Sebagai seorang wali yang disegani dan dianggap Mufti atau pemimpin agama setanah jawa, tentu saja Sunan Ampel mempunyai ilmu yang sangat tinggi.Sejak kecil Raden Makdum Ibrahim sudah diberi pelajaran agama Islam secara tekun dan disiplin.
Sudah bukan rahasia bahwa latihan atau riadha para wali itu lebih berat daripada orang awam.Raden Makdum Ibrahim adalah calon wali yang besar, maka Sunan Ampel sejak dini juga mempersiapkan sebaik mungkin.
Disebutkan dari berbagai literatur bahwa Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku sewaktu masih remaja meneruskan pelajaran agama Islam ke tanah seberang yaitu negeri Pasai.Keduanya menambah pengetahuan kepada Syekh Awwalul Islam atau ayah kandung dari Sunan Giri, juga belajar kepada para ulama besar yang banyak menetap di Negeri Pasai. Seperti ulama tasawuf yang berasal dari bagdad, Mesin, Arab dan Parsi atau Iran.
Sesudah belajar di negeri Pasai Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku pulang ke jawa. Raden paku kembali ke Gresik, mendirikan pesantren di Giri sehingga terkenal sebagai Sunan Giri.
B.     Rumusan Pembahasan
1.      Bagaimana biografi SunanBonang.?
2.      Bagaimana silsilahSunanBonangdan Dakwah SunanBonang?
3.      Bagaimana karomah SunanBonang?
4.      Bagaimana peninggalanSunanBonang?

C.    Tujuan Kegiatan
1.      Memahami biografi SunanBonang.
2.      Memahami silsiilahSunanBonang.
3.      Memahami dakwahSunanBonang dan karomah SunanBonang.
4.      Memahami peninggalan SunanBonang.

D.        Manfaat Kegiatan
Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi penulis dan pembaca baik murid, pendidik dan masyarakat untuk mengetahui sejarah perkembangan Islam di Pulau Jawa memalui para wali songo khususnya Sunan Bonang.















BAB II
 LANDASAN TEORITIS

A.    Pengertian Ziarah
Ziarah adalah salah satu praktik sebagian besar umat beragama yang memiliki makna moral yang penting.Kadang-kadang ziarah dilakukan ke suatu tempat yang suci dan penting bagikeyakinan dan iman yang bersangkutan.Tujuannya adalah untuk mengingat kembali, meneguhkan iman atau menyucikan diri.Orang yang melakukan perjalanan ini disebut peziarah.[1]
Ziarah kubur adalah mengunjungi makam keluarga, kerabat, ataupun makam para ulama yang telah berjasa bagi perkembangan agama Islam.Ada yang melaksanakannya setiap hari jumat, adapula menjelang hari Raya Idul Fitri, dan ada juga pada bulan-bulan tertentu saat perayaan hari besar. Hukum ziarah kubur adalah sunnah, artinya, barang siapa yang melakukannya akan mendapat pahala bagi yang meninggalkannya pun tidak berdosa.
Sabda Rasulullah SAW :
“Dulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian ke kuburan, karena itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR.Muslim)
Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul wahab ziarah kubur ada 3 macam. Yaitu,
1.      Ziarah yang syar’i. Dan ini yang di syariatkan dalam Isam. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi.
a.       Tidak melakukan safar dalam rangka ziarah. Seperti sabda Rasulullah SAW. “ Janganlah kalian bepergian jauh melakukan safar kecuali ke tiga masjid. Masjidku ini, Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari dan Muslim)
b.      Tidak mengucapkan ucapan batil.
c.       Tidak mengkhususkan waktu tertentu, karena tidak ada dalilnya.
2.      Ziarah Bid’ah. Ialah ziarah yang tidak memenuhi salah satu syarat diatas atau lebih.
3.      Ziarah Syirik. Pelaku ziarah ini mengsekutukan Allah, dengan berdo’a meminta rizki pada makam si mayit yang di kunjungi, meminta keberkahan dan kesehatan pada si mayit dan berlebihan dalam memperlakukan makam si mayit.[2]

B.     Sejarah Walisongo
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo.Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.
Walisongo atau WaliSongao dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-17. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam.Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Dalam sejarah masuknya Islam  ke Nusantara, Wali Songo adalah perintis dakwah Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, yang dipelopori Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Syis, 1984; Sunyoto, 1991; Drewes, 2002). Wali Songo adalah pelopor dan pemimpin dakwah Islam yang berhasil merekrut murid-murid untuk menjalankan dakwah Islam ke seluruh Nusantara sejak abad ke-15.
Wali Songo terdiri dari sembilan wali; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kali Jaga.
Perkataan wali sendiri berasal dari bahasa Arab.Wala atau waliya yang berarti qaraba yaitu dekat, yang berperan melanjutkan misi kenabian (Nasution, 1992; Saksono, 1995.Dalam Al-Qur’an istilah ini dipakai dengan pengertian kerabat, teman atau pelindung. Al-Qur’an menjelaskan:“Allah pelindung (waliyu) orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelidung-pelindung (auliya) mereka ialah syetan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.”(QS. Al-Baqarah: 257). [3]



BAB III
PEMBAHASAN

A.    Biografi Sunan Bonang
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang. Nama Sunan Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat dia meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura.Sang murid sangat mengagumi dia sampai ingin membawa jenazah dia ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian dia. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.
Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut Sayyid Kramat merupakan seorang Arab keturunan Nabi Muhammad.
B.     Silsilah Sunan Bonang
Adapun Silsilah Sunan Bonang  terdapat silsilah yang menghubungkan Sunan Bonang dan Nabi Muhammad :
·         Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) bin
·         Sunan Ampel (Raden Rahmat) Sayyid Ahmad Rahmatillah bin
·         Maulana Malik Ibrahim bin
·         Syekh Jumdil Qubro (Jamaluddin Akbar Khan) bin
·         Ahmad Jalaludin Khan bin
·         Abdullah Khan bin
·         Abdul Malik Al-Muhajir (dari Nasrabad,India) bin
·         Alawi Ammil Faqih (dari Hadramaut) bin
·         Muhammad Sohib Mirbath (dari Hadramaut) bin
·         Ali Kholi’ Qosam bin
·         Alawi Ats-Tsani bin
·         Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
·         Alawi Awwal bin
·         Ubaidullah bin
·         Ahmad al-Muhajir bin
·         Isa Ar-Rumi bin
·         Muhammad An-Naqib bin
·         Ali Uradhi bin
·         Ja’afar As-Sodiq bin
·         Muhammad Al Baqir bin
·         Ali Zainal ‘Abidin bin
·         Hussain bin
·         Ali bin Abi Thalib (dari Fatimah az-Zahra binti Muhammad).

C.    Cara Berdakwah Sunan Bonang
1.      Menerapkan Kebijaksanaan dalam Berdakwah
2.      Menggunakan Media Karya Seni untuk Berdakwah
Musik merupakan media yang dilakukan Sunang Bonang untuk menyampaikan teori-teori Islam kepada masyarakat. Alat musik yang digunakan Sunan Bonang berupa gamelan yang diberi nama Bonang.
Beliau membunyikan alat musiknya sangat merdu dan menarik simpati setiap orang yang mendengarnya.Sehingga Sunan bonang tinggal mengisi ajaran-ajaran Islam kepada mereka.
3.      Menggunakan Media Karya Sastra untuk Berdakwah
Sunan Bonang juga menciptakan sebuah karya sastra yang disebut Suluk.Sehingga karya sastra tersebut dianggap sebagai karya sastra yang sangat hebat sampai sekarang. Karya sastra tersebut disimpan di Universitas Leiden, Belanda
4.      Berdakwah dengan Bonang
Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat dalam berdakwah.Hal itudilakukan untuk menarik simpati mereka, yaitu berupa seperangkat gamelan yang disebut Bonang.
Bonang adalah sejenis kuningan yang ditonjolkan di bagian tengahnya.Bila benjolan itu dipukul dengan kayu lunak timbulah suara yang merdu di telinga penduduk setempat, terlebih jika Raden Makdum Ibrahim sendiri yang membunyikan alat musik itu.
Sunan Bonang adalah seorang wali yang memiliki cita rasa seni tinggi, sehingga jika beliau membunyikan Bonang, pengaruhnya sangat hebat bagi para pendengarnya. Setiap
Raden Makdum Ibrahim membunyikan Bonang pasti banyak penduduk yang ingin mendengarnya.
Begitulah siasat Raden Makdum Ibrahim yang dijalankan penuh kesabaran.Setelah rakyat berhasil direbut simpatinya tinggal mengisikan saja ajaran agama Islam kepada mereka.
Murid-murid Raden Makdum Ibrahim sangat banyak, baik yang berada di Tuban, Pulau Bawean, Jepara, Surabaya maupun di Madura.Masyarakat akhirnya memberinya gelar Sunan Bonang karena beliau sering menggunakan Bonang dalam berdakwah.

D.    Karomah Sunan Bonang
1.      Merubah Pohon Aren Menjadi Pohon Emas
Banyak cerita mengenai karomah dan kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang salah satunya dapat merubah pohon aren menjdi pohon emas saat sang sunan bertemu dengan muridnya yaitu Raden Said atau yang dikenal sebagai Berandal Lokajaya. Kelak Berandal Lokajaya dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
2.      Menaklukan Kebo Ndanu
Selain itu dikisahkan, Sunan Bonang pernah menaklukkan Kebo ndanu, seorang pemimpin perampok, dan anak buahnya, hanya menggunakan tembang dan gending Dharma dan Mocopat.
Suatu ketika Sunan Bonang sedang berjalan melintasi hutan, Dalam perjalanan itu tiba-tiba  dicegat oleh sekawanan perampok pimpinan Kebondanu. Pada waktu dicegat oleh Kebondanu dan anak buahnya, Sunan Bonang hanya memperdengarkan tembang Dharma ciptaannya.Seketika itu juga Kebondanu dan seluruh anak buahnya tidak dapat bergerak.Kaki dan tangan serta seluruh anggota badannya terasa kaku, tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu para perampok tersebut tidak dapat berbuat lain kecuali berteriak minta ampun kepada Sunan Bonang. ''Ampun... hentikan bunyi gamelan itu.Kami tak kuat,'' begitu konon kata Kebondanu.Setelah diminta bertobat, Kebondanu dan gerombolannya pun masuk Islam dan menjadi pengikut Sunan Bonang.
Tapi, kesaktian Sunan Bonang tak hanya terletak pada gamelan dan gaungnya. Cerita lain mengisahkan seorang brahmana bernama Sakyakirti yang berlayar dari India ke Tuban. Tujuannya ingin mengadu kesaktian dengan Sunan Bonang.
3.      Terkenal dalam Ilmu Kebatinan
Sunan Bonang  terkenal dalam hal ilmu kebatinannya. Dia mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasullah SAW, kemudian dia kombinasi dengan keseimbangan pernapasan yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu.
Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Dia ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya’. Dia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijaiyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna.
Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya melakukan Sujud atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia.
E.     Peninggalan Sunan Bonang
Ada banyak benda bersejarah peninggalan masa Sunan Bonang di daerah Tuban, Jawa Timur.Selain bisa dijumpai di kawasan wisata religi makam Sunan Bonang, benda-benda artefak itu juga disimpan di Museum Kambang Putih Tuban. Diantaranya adalah :
1.      Pohon Kalpataru yang disimpan dalam etalase kaca Ruangan Ethnografi di museum. Banyak pengunjung yang mengamati koleksi Pohon Kalpataru yang terbuat dari kayu yang berhias ornamen ukiran itu.
2.      Bende
"Bende" adalah benda berbentuk gong kecil berwarna hitam ini hanya memiliki garis tengah 10 cm. Sunan Bonang menggunakan "Bende" ini untuk memberi kabar atau undangan kepada teman Wali Songo. Salain itu "Bende Becak" juga berfungsi sebagai tanda pemberitahuan akan terjadinya suatu peperangan atau musibah.Bende becak juga salah satu benda peninggalan sunan Bonang sewaktu berdakwah di Bonang desa kecil di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, benda pusaka ini berupa gong kecil beserta pemukulnya.
3.      Pasujudan Sunan Bonang,
4.      Dalem (rumah) Sunan Bonang,
5.      Masjid Sunan Bonang
6.      Makam Sunan bonang (yang masih menjadi teka-teki hingga sekarang.



BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sunan Bonang itu nama aslinya adalah Syekh Maulana Makdum Ibrahim. Putera Sunan Ampel dan Dewi Condrowati yang sering disebut Nyai Ageng Manila.
Ada yang mengatakan Dewi Condrowati itu adalah puteri Prabu Kertabumi.Dengan demikian Raden Makdum adalah seorang Pangeran Majapahit karena ibunya adalah puteri Raja Majapahit dan ayahnya menantu Raja Majapahit.
Sebagai seorang wali yang disegani dan dianggap Mufti atau pemimpin agama se tanah jawa, tentu saja Sunan Ampel mempunyai ilmu yang sangat tinggi.Sejak kecil Raden Makdum Ibrahim sudah diberi pelajaran agama Islam secara tekun dan disiplin.
Sudah bukan rahasia bahwa latihan atau riadha para wali itu lebih berat daripada orang awam.Raden Makdum Ibrahim adalah calon wali yang besar, maka Sunan Ampel sejak dini juga mempersiapkan sebaik mungkin.

B.     Saran
Dari uraian materi diatas yang kami buat, penulis menyadari bahwa didalamnya terdapat banyak kesalahan ataupun kekeliruan didalam kami menyusunnya, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi untuk kebaikan kita bersama.






DAFTAR PUSTAKA

Abuddin, Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999
http://www.solusiislam.com/2013/04/cara-ziarah-kubur-yang-benar-dan-
syari.html
Wahid, Abdurrhman, Mengurai Hubungan Agama Dan Negara,Jakarta : PT. Grasindo,  1999
Zainal, Thoha, Kenyelenehan Gus Dur Gugatan Kaum Muda NU dan TantanganKebudayaan, Yogyakarta: Gama Media, 2001





















LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.      Lampiran Gambar Sunan Bonang


2.      Foto Dokumentasi




DAFTAR RIWAYAT HIDUP

            M. Fanni Ayyubi dilahirkan di gayau sakti, bandar jaya pada tanggal 17 agustus 1998, saya menempuh pendidikan dasar di MI Darussalam gayau sakti,bandar jaya yang lulus pada tahun 2011, kemudian saya lanjut kejenjang pendidikan sekolah lanjut di MTs Darussalam gayau sakti, bandar jaya yang lulus pada tahun 2014, setelah itu saya lanjut di sekolah menengah atas MA Al-Ishlah sukadamai, natar, lampung selatan sekarang ini.
            Saya anak ke-2 dari 4 bersaudara, ayah saya bernama Samsul Hadi dan ibu saya yang bernama Siti Mu’inah, kakak perempuan saya yang bernama Niswatur Rahmah, sedangkan ke-2 adik saya yang bernama M. Fadhilul Hadi dan M.Asrilul Hadi. sekarang saya tinggal disukadamai tepatnya dipondok pesantren Al-Ishlah sejak tahun 2014, disini saya menimba ilmu pendidikan agama, selain dipendidikan formal juga di pondok pesantren.
            Pengalaman saya, pernah menjadi peserta lomba hadroh di ma’arif NU 5 sekampung, dan lomba PBB di simpang agung, selain itu juga saya mengikuti pencak silat setia hati terate lulusan tahun 2013. Suka dan duka saya rasakan disini karena saya dapat merasakan segala manis dan pahit bersama teman-teman semua.








[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Ziarah
[2] http://www.solusiislam.com/2013/04/cara-ziarah-kubur-yang-benar-dan-syari.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar